Powered By Blogger

Jumat, 13 Agustus 2010

TAUBAT

Taubat adalah kembali kepada Allah setelah
melakukan maksiat. Taubat marupakan rahmat
Allah yang diberikan kepada hamba-Nya agar
mereka dapat kembali kepada-Nya.
Agama Islam tidak memandang manusia
bagaikan malaikat tanpa kesalahan dan dosa
sebagaimana Islam tidak membiarkan manusia
berputus asa dari ampunan Allah, betapa pun
dosa yang telah diperbuat manusia. Bahkan Nabi
Muhammad telah membenarkan hal ini dalam
sebuah sabdanya yang berbunyi: "Setiap anak
Adam pernah berbuat kesalahan/dosa dan
sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah
mereka yang bertaubat (dari kesalahan tersebut)."
Di antara kita pernah berbuat kesalahan terhadap
diri sendiri sebagaimana terhadap keluarga dan
kerabat bahkan terhadap Allah. Dengan segala
rahmatnya, Allah memberikan jalan kembali
kepada ketaatan, ampunan dan rahmat-Nya
dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Penyayang dan
Maha Penerima Taubat. Seperti diterangkan dalam
surat Al Baqarah: 160 "Dan Akulah yang Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
Taubat dari segala kesalahan tidaklah membuat
seorang terhina di hadapan Tuhannya. Hal itu
justru akan menambah kecintaan dan kedekatan
seorang hamba dengan Tuhannya karena
sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-
orang yang bertaubat dan mensucikan diri.
Sebagaimana firmanya dalam surat Al-Baqarah:
222, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang taubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri."
Taubat dalam Islam tidak mengenal perantara,
bahkan pintunya selalu terbuka luas tanpa
penghalang dan batas. Allah selalu
menbentangkan tangan-Nya bagi hamba-hamba-
Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Seperti
terungkap dalam hadis riwayat Imam Muslim dari
Abu musa Al-Asy`ari: "SesungguhnyaAllah
membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk
menerima taubat orang yang berbuat kesalahan
pada malam hari sampai matahari terbit dari
barat."
Merugilah orang-orang yang berputus asa dari
rahmat Allah dan membiarkan dirinya terus-
menerus melampai batas. Padahal, pintu taubat
selalu terbuka dan sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya karena
sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi
Maha penyayang.
Tepatlah kiranya firman Allah dalam surat Ali
Imran ayat: 133, "Bersegaralah kepada ampunan
dari tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang
yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang
maupun sempit dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan
Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan. Dan juga orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon
ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa
lagi yang dapat mengampuni dosa selain
daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui."
Taubat yang tingkatannya paling tinggi di
hadapan Allah adalah "Taubat Nasuha", yaitu
taubat yang murni. Sebagaimana dijelaskan
dalam surat At-Tahrim: 66, "Hai orang-orang
yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubat yang semurni-murninya, mudah-
mudahan Tuhan kamu akan menghapus
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu
ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak
menghinakan Nabi dan orang-orang yang
beriman bresamanya, sedang cahaya mereka
memancar di depan dan di sebelah kanan
mereka, sambil mereka mengatakan 'Ya Tuhan
kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kamidan
ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha
Kuasa atas segala sesuatu'".
Taubat Nasuha adalah bertaubat dari dosa yang
diperbuatnya saat ini dan menyesal atas dosa-
dosa yang dilakukannya di masa lalu dan brejanji
untuk tidak melakukannya lagi di masa medatang.
Apabila dosa atau kesalahan tersebut terhadap
bani Adam (sesama manusia), maka caranya
adalah dengan meminta maaf kepadanya.
Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat,
"Apakah penyesalan itu taubat?", "Ya", kata
Rasulullah (H.R. Ibnu Majah). Amr bin Ala pernah
mengatakan: "Taubat Nasuha adalah apabila kamu
membenci perbuatan dosa sebagaimana kamu
pernah mencintainya".
Di bulan pengampunan, Ramadhan yang
"Syahrul Maghfirah" ini adalah saat yang tepat
untuk kita bertaubat. Bagi yang sudah bertaubat
mari memperbarui taubatnya dan yang belum
taubat mari bergegas kepada ampunan Allah. 10
hari kedua bulan Ramadhan merupakan masa
maghfirah (ampunan) sebagaimana dijelaskan
dalam sebuah hadis riwayat Abu Haurairah
"Ramadhan, awalnya Rahmah, pertengahannya
Maghfirah, dan akhirnya dibebaskan dari api
neraka" (H.R. Ibnu Huzaimah).

Tidak ada komentar: